Jumat, 11 Februari 2011

CARA MEMAPARKAN ASPIRASI LEWAT TULISAN

Pernahkan anda terpikir bagaimana  untuk memaparkan pengetahuan yang sudah anda tahu supaya bisa di ketahuai juga oleh umum (membagi pengetahuan), karena apabila ini tidak terpublikasi seakan-akan ilmu itu mengganjal dipikiran kita, akan tetapi setelah aspiarasi ini terpaparkan pikiran terasa lebih terbuka, lebih tenang, dan menjadi kepuasan bagi kita pribadi.

Tidak sedikit orang kaya ilmu pengetahuan, tapi tidak mengikatnya dengan tulisan. Satu saat, ia akan hilang seiring hilangnya usia. Gagasan-gagasannya akan terlupakan seiring perjalanan waktu. Sebaliknya, banyak orang tetap hidup bersama kita meskipun jasadnya telah terkubur tanah ratusan tahun silam. Seperti Al-ghazali, Ibn Khaldun, dan lain-lain.Tulisan-tulisan dan teori-teori mereka masih mengikat erat namanya untuk tetap hidup dan bahkan terus berkembang. Demikian juga dengan sejumlah pemikir dan pemilik ilmu masa lalu lainnya, karena tulisan-tulisannya, hingga sekarang masih hadir bersama kita.
Thomas Tyner pernah menulis sebuah buku, Writing Voyage. Isi buku ini mengajak para pembaca untuk menulis, dan dari judul buku ini mencerminkan bahwa menulis pada dasarnya merupakan seni dan keterampilan.Voyage yang dimaksud bukana berarti sebuah pelayaran yang menggunakan perahu. Writing Voyage yang diilustrasikan oleh Tyner, memang merupakan seni mendayung gagasan, pikiran, ataupun pengalaman. Berdayung tentusaja beergerak pelan. Untuk sampai ke tempat tujuan, ia butuh waktu, dan kesabaran. Karya tulis ibarat sebuah lautan yang tak bertepi.
Seperti itulah aktivitas menulis. Merakit kata menjadi kalimat, untuk kemudian merangkainya menjadi karya tulis yang bermakna. Menulis merupakan pekerjaan yang penuh konsentrasi, fokus, ketekunan, tapi juga menyenagkan. Menulis adalah sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan suatu maksud kepada yang dituju atau pembaca. Dalama hal ini, ukuran utama penggunaannya adalah ke-efektifan dan keefisiensian. Semakin efektif dan efisien suatu tulisan dalam menyampaikan sesuatu kepada yang dituju, maka ia akan menjadi pilihan, sebaliknya semakin tidak efektif dan tidaf efesien suatu tulisan, maka ia akan semakin dipertimbakan orang untuk tidak dipilih, dan cenderung akan semakin ditinggalkan orang.
Sebenarnya hampir setiap orang telah trbiasa menulis. Sejak sekolah dsar hingga perkembangan seterusnya. Menulis ketika mencatat dan mengerjakan pekerjaan runah, tugas-tugas, serta berkirim surat. Dengan demikian, pada dasarnyasetiap orang sudah memiliki ketrampilan menulis. Oleh semua itu, semua orang yang bisa menulis telah memiliki potensi untuk menjadi penulis. Hanya potensi itu memang perlu dikembangkan. Ketika sangat lancar menulis untuk catatan-catatan, kita juga mahir untuk menulis diaryperjalanan hidup kita. Semua itu memang baru kreativitas dan produktivitas menulis yang sajiannya diperuntukkan bagi kalangan sangat terbatas. Penulisa diary dan catatan untuk dibaca sendiri. Pekerjaan rumah dan tugas-tugas untuk dibaca guru atau dosen. Sementara surat-surat untuk dibaca hanya untuk orang yang kita kirim.
Kemahiran menulis tidak hanya dipengaruhi oleh bakat, tapi yang terbesar adalah tergantung kepada kesungguhan dari kerja keras. Sehingga tidak mengherankan bahwa kemahiran menulis itu hanya bagi yang membiasakan dan mengembangkan dari tulisan yang biasanya hanya untuk dibaca sendiri atau dibaca dosen kepada tulisan yang bisa, enak, dan penting dibaca oleh orang.
Dengan demikian, kesungguhan dan kerja keras terkonsentrasi kepada, bagaimana kita menyiasati perubahan gaya menulis untuk konsumsi pribadi atau konsumsi kalangan terbatas, kepad konsumsi untuk dibaca umum.

Hanya itulah sebenarnya titik awal bagi pemula yang kesulitan
memasuki dunia tulis........

Rabu, 19 Januari 2011

Fenomena Maulid di kabupaten Pidie

Oleh: Rifadhli

Menurut sebuah riwayat, sejarah peringatan Maulid pertama sekali diadakan pada masa sultan Salahuddin al-Ayyubi memerintah dinasti Ayyubiyah di Mesir pada tahun 1185 M (581 H), yang bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat kaum Muslimin yang sudah mulai surut dalam berperang melawan pasukan perang salib yang pada waktu itu telah banyak membunuh kaum Muslimin dan menguasai kota Al-Qud selama lebih kurang 70 tahun.
Sultan Shalahuddin al-Ayyubi pada waktu itu berinisiatif ingin menyelenggarakan sejenis sayembara tentang riwayat kehidupan Nabi. Sayembara tersebut dimenangkan oleh Syaikh Ja’far al-Barzanji dengan karyanya Al-Jawahir yang dikemudian harinya dikenal dengan kitab Al-Barzanji yang alunan syairnya sering diperdengarkan diwaktu Maulid tiba . Setelah even ini selesai digelar dengan segelintir acara penyemangatan kaum Muslimin lainnya, maka semangat kaum Muslimin berapi-api kembali untuk memerangi tentara salib pada waktu itu dan kota suci Al-Qud serta mesjidil Aqsa yang dulu dijadikan geraja oleh tentara salib dapat diambil kembali.
Memperingati Maulid ini turun-temurun masih dilakukan oleh orang-orang islam umumnya di Aceh sampai sekarang. Kebiasaan-kebiasaan ini diadakan setiap tahun terhitung sejak tanggal 12 Rabi’ul awal sampai 100 hari kemudian menurut hitungan tahun Hijriah. Kebiasaan ini dilakukan untuk mengenang kembali arwah Nabi Muhammad SWA, yang telah sukses membawa ummat dari polapikir jahiliah ke pola pikir yang islamiah sesuai dengan perintah Allah SWT.
Khusus di wiliyah Pidie, setiap peringatan Maulid yang mulai dirayakan oleh sebagian masyarakat, masyarakat yang berdomisili di kabupaten penghasil Keureupuk Mulieng ini merayakan Maulid (molod) dengan bu kulah (nasi yang dibungkus dengan daun pisang yang sudah dilayu dengan hawa panas api). Kira-kira lebih kurang dua puluh lima bungkus dimasukkan kedalam dalong kemudian ditutupi dengan sange atau orang menyebutnya hidang. Sedangkan menu masakan seperti, Sie Itek, Sie Manok, dan beberapa jenis ikan dengan masakan yang berbeda-beda (masak mirah, masak puteh, asam ke eung, dan sebagainya), bahkan ada juga beberapa buah-buahan yaitu berupa pisang, boh aneuh ngeon boh mamplam teucang-cang (nenas dan mangga yang telah di iris-iris) serta papaya, dimasukkan kedalam hidangan lain yang terpisah dengan nasi, atau lazem disebutnya sebagai hidangan pencuci mulut.
Dua dalong/hidang yang penuh dengan bu kulah dan menunya dibungkus dengan kain khusus khas Aceh dan dibawa ke Meunasah. Sesampai di Meunasah, hidang tadi ditaruh pada suatu tempat yang telah ditentukan bersama sebelumnya. Sedangkan warga kampung tetangga yang telah datang memenuhi undangan kenduri maulid tersebut telah berkumpul didekat tempat kenduri menunggu giliran dipanggil. Setelah dipanggil, mereka langsung menuju tempat kenduri yang telah ditentukan. oleh si empunya hidangan mereka dipersilahkan masuk dan sebelum warga desa tetangga itu duduk bersila, mereka diminta untuk membacakan shalawat kepada Nabi.
Setelah pembacaan shalawat selesai, maka mereka duduk bersama sembari menunggu hidangan dibuka dan dibagikan menunya oleh dua orang dari kelompok tersebut. Mula-mula yang dibagikan adalah bu kulah untuk dibuka menampung menu sie itek, manok dan menu lainnya. Pembagiannya hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Setelah bu kulah dan menunya terbagi rata, maka selanjutnya dibagi-bagilah kantong plastic untuk dimasukkan bu kulah yang telah dicampur dengan menunya tadi untuk dibawa pulang, lalu mereka berpamitan kepada siempunya hidangan untuk membawa pulang kenduri dengan cara bersalaman penuh kemaafan dan kesenangan. Tamu yang diundang adalah tamu dari warga kampong lain yang berdekatan dengan kampong yang mengadakan kenduri maulid dan kampung tersebut tidak mengadakan kenduri maulid pada waktu yang bersamaan dengan kampong yang mengundang. Kira-kira bagitulah yang dirasakan oleh warga kampong pada saat kenduri Maulid.
Lain halnya dirumah, sebagian tamu yang diundang adalah sanak saudara, kaum kerabat dan teman dekat, mereka membawa sekilo gula pasir atau sebuah bungkusan roti. Sedangkan hidangan yang disuguhkan untuk tamu yang diundang kerumah sangat berbeda dengan yang di keluarkan ke Meunasah. Mereka diberikan kenduri dengan cara dihidangkan beberapa menu makanan dalam sebuah tafsi (talam) yang langsung menyantapnya dirumah tersebut tanpa membawa pulang. Menurut banyak sumber, tradisi ini telah berlaku di Pidie semenjak puluhan tahun yang lalu.
Kenduri maulid ini dilaksanakan berbeda-beda antara rumah yang satu dengan rumah yang lain sesuai dengan kemampuan siempunya karena tidak ada batasan yang mengharuskan, Sehingga orang yang melakukan kenduri tidak menjadi beban bagi dirinya, karena momen ini hanya mengutamakan keikhlasan semata.
Sajian makanan yang diberikan baik diundang kerumah maupun ke Menasah bukan untuk menghambur-hamburkan, tapi momen ini selain untuk mempererat tali silaturrahmi baik sesama sanak famili, sahabat, dan tetangga kampong, juga dianggap sebagai sedekah. Pahala sedekah tersebut dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SWA dan menjadi amal atau tabungan bekal dari sedekah untuk alam barzah bagi dirinya.


Jazakumullah khairan kasira.
Amin...........semoga diterima disisi Allah.

AlertPay Blog

AlertPay Blog

Senin, 10 Januari 2011

Islam adalah teroris


Ada dua, sumber agama di dunia, yaitu ardhi dan samawi. Ardhi adalah agama yang bukan turun dari langit seperti hindu, budha, dan sebagainya. Sedangkan agama samawi adalah agama yang sumbernya dari langit, Salahsatunya adalah islam. Sejak nabi Muhammad SAW menerima wahyu, agama islam sudah manjadi satu-satunya agama yang di ridhai di sisi Allah, tidak diragukan lagi kebenarannya, dan sudah terjamin kebenarannya dari pada agama-agama lain, ini memang sudah tertara dalam Al-qur’an. Kalau kita bicara tetntang Al-qur’an mukin untuk sebagian kalangan muda sekarang tidak mengenal atau hanya sekedar tau tetapi tidak memahami. Seharusnya kejadian seperti ini sangat disayangkan akan tetapi apa hendak dikata memang sudah jamannya begitu. Semua isi dalam Al-qur’an  (kalam Allah) selalu cocok untuk diaplikasikan sepanjang jaman.
Para ahli yang melakukan penelitian dalam berbagai bidang, seperti ilmu kimia, biologi, fisika, dan sebagainya, bukanlah untuk mendapatkan teori-teori baru, tetapi hasil dari penilitian yang didapat hanyalah membuktikan dan membenarkan kalam Allah. Yang melakukan penelitian belum tentu ia penganut islam ( muslim), tetapi setelah dia membuktikan sendiri bahwa hasil dari penelitiannya sesuai dengan apa yang tetara di dalam al-qur’an, dia lang sung mengakui bahwa isi al-qur’an itu benar. Bayangkan kalau kita seorang muslim yang memang sudah 100 % mengakui isi al-qur’an benar, sudah seharusnya mendalami, mehami, dan mengamalkan.
Bagaimana dengan lingkungan kiata sekarang, pernahkah anda terpikir dengan kasus ini?Alhamdulillah sampai sekarang masih ada tetapi orang-orang tersebut sudah tua, sebentar lagi mereka menuju alam barzah (menuju alam kubur). Sebenarnya tugas mereka sudah selesai memberikan arahan, petunjuk, dorongan, dan motifasi tentang islam kepada kita, tetapi semua itu tidak terealisasi dengan baik, hanya sebatas generasi setelah dianya saja, sedangkan untuk seterusnya tidak adalagi yang melanjutkan. Semua ini faktor dari eksternal islam, karena mereka menginginkan islam ini sempit.
Seperti kejadian akhir-akhir ini, banyak film-film terbaru yang mencerminkan bahwaorang muslim adalah orang yang melakukan keributan, kekacauan, dan doyan dengan perbuatan-perbuatan yang tidak mulia. Film-film tersebut antara lain:
1.       Taken.
Dalam film ini penjahan ditandai dengan tato bulan bintang ditangannya. Lambang bulan bintang adalah lambang yang sering digunakan pada masjid oleh orang-orang muslim (lambang tempat ibadah bagi orang muslim).
2.       From Paris With Love
Alur cerita di film ini tentang pemberantasan penjahat, kaparat yang terburu atau teroris, dari Pakistan. Negara Pakistan mayoritasnya adalah muslim. Dari kejadian tersebut mereka menggambarkan muslim sebagai teroris.
3.       Harol and Kumar
Di film ini mereka tidak segan-segan mengkleim bahwa muslim adalah teroris
Masih banyak film-film lain yang menggambarkan muslim adalah teroris. Nauzubillahiminzalib....semoga Allah memberikan pentunjuk kepada mereka.
Sekarang dunia sudah melakukan pemaparan secara edukatif untuk  mempersempit bagi ummat muslim, supaya generasi-generasi muslim selanjutnya enggan untuk mendalami ajaran Islam, bahkan mereka melakukan tindakan terhadap ummat-ummat muslim.
Bagaimana islam  kedepan apabila kasus ini terjadi terus menerus? Media dikuasai oleh orang non-muslim. Jadi, untuk memaparkan bahwa muslim tidak seperti yang digambarkan oleh media-media barat, sepertinya kita tidak ada tempat.
Untuk menghindari kejadia seperti yang kita jelaskan diatas tidak berlajut, langkah awalnya yaitu mengenal dirikita sendiri dalam kontek islam, setelah itu selesai baru kita lanjut dengan membina keluarga, dan sahabat dekat agar mereka lebih mengenal apa itu islam yang sesungguhnya (sesuai dengan al-qur’an, hadits, dan ijmak ulama). Dari situlah satu-satunya jalan keluar yang bisa kita tempuh untuk membantah media-media yang menggambarkan islam adalah teroris. Apabila ini sanggup kita jalankan Allhamdulillah....dengan izin Allah kita bisa menjadi ummat yang bersatu, negara-negara non-muslim takut menghujad kita, bahkan mereka segan kepada ummat muslim, sehingga kita aman dalam mengerjakan ibadah, mempedalam ilmu, dan sebagainya. Bayangkan kalo kita tidak bisa menghindarinya, maka orang-orang non-muslim tidak segan-segan menghujat kita, berani-beraninya mereka mengkleim muslim sebagai teroris.
Sepuluh atau duapulauh tahun mendatang cucu-cucu kita, mereka tidaklagi mengagung-agungkan kepada kita yang taat kepada Allah, ranjin beribadah, seorang guru pengajian, atau seorang ulama. Akan tetapi mereka menceritakan kepada generasi-generasi seterusnya agar tidak mencontahkan sikap-sikap kakeknya yang selalu membuat kekacauan, keributan, mengajarkan hal-hal yang dilarang, dan memotifasi ummat untuk menjadi teroris.
Mereka tidak salah, karena mereka tidak tau bagaimana islam, mereka tidak ada tempat untuk mencari tau, dan mereka tidak adalagi yang memberi tau tentang islam yang sebenarnya. Nauzubillahiminzalib......

Sabtu, 01 Januari 2011

MENGENAL DIRI


Untuk mengenalkan diri kepada Allah terlebih dahulu kita harus lebih mengenal diri kita sendiri. Tidak ada sesuatu yang lebih dekat dengan kita melainkan kita sendiri. Maka jika kita tidak mengenal diri kita, mana mungkin dapat mengenal tuhan Dzat Yang Maha Halus?
Seandainya kita mengatakan : Aku mengenal diri”, maka yang kita kenal itu bukannya kita yang sebenarnya tetapi hanyalah tubuh fisik yang berupa tangan, kaki, kapal dan  badan. Kita tidak mengenal apa yang ada dalam batin kita yang merupakan sesuatu yang karenanya bila kita marah, itu berarti mencari permusuhan, bila bernafsu, berarti ingin kawin, bila lapar, berarti ingin makan. Dalam hal-hal seperti ini kita tidak berbeda dengan hewan.
Kita harus mengenal diri kita. Dari mana dan untuk apa kita hidup? Dengan apa kita bahagia dan hal-hal apasaja yang membuat kita sengsara. Didalam diri kita berkumpul beberapa karakter; karakter hewan, karakter binatang buas dan karakter malaikat. Setiap karakter tersebut mempunyai santapan dan kebahagiaannya sendiri-sendiri.
·         Kebagiaan hewan terletak pada makan, minum, tidur dan kawin. Kalau kita termasuk bagian ini, maka kita akan mengerjakan apapun dan pemenuhan perut dan nafsu seksual semata.
·         Kebahagiaan binatang buas terletak pada menghantam dan menyerang, sedangkan kebahagiaan setan terletak pada perbuatan tipu menipu, menganiaya dan memperdayakan.
·         Sementara kebahagiaan malaikat terletak pada musyahadah hadlirat Ilahi. Angkatan murka dan nafsu tidak akan sampai kepada mereka.
Karakter-karakter itu diciptakan bukan agar kita menjadi tawanan, tetapi sebaliknya, ia diciptakan untuk menjadi tawanan kita dan pengendali atau bekal dalam perjalanan kita. Kalau tujuan tersebut telah tercapai, maka kita dapat mempertahankannya dan membawanya kepada kebahagiaan. Kita perlu mengetahui pengertian-pengertian ini, sehingga dapat mengenal sedikit demi sedikit siapa diri kita.
Kalau kita ingin mengenal lebih dekat lagi, maka yang harus kita ketahui adalah kita terdiri daridua hal yaitu hati dan apa yang dinamakan jiwa dan ruh.
Jiwa adalah hati. Ia laksana matahari (penerang), sekaligus merupakan hakekat kita yang terdalam. Sebab jasad adalah permulaan dan dia akan rusak, sedangkan jiwa adalah akhir dan ialah yang pertama dan disebut hati (jantung). Tapi jantung yang dimaksud bukanlah sepotong daging yang ada di rongga dada sebelah kiri. Sebab, kalau itu pada binatang dan mayat pun ada.
Segala sesuatu yang dapat kita lihat melalui mata lahir adalah termasuk alam. Alam yang dimaksud adalah dunia yang bisa dilihat, sedangkan hakikat hati bukanlah dari dunia yang bisa dilihat ini, tetapi dari alam ghaib. Didunia ini dia asin dan potongan daging itu adalah kendaraannya. Adapun semua anggota badan merupakan bala-tetntara atau parajurit-prajuritnya. Dialah sang raja.
Nyawa (ruh) hewani pada apapun juga, mengikuti dan mengiringinya. Dan mengetahui hakekatnya serta mengenal sifat-sifatnya merupaka kunci bagi mengenal Allah swt. Karenanya, kita harus berjuang hingga dapat mengenalinya. Sebab ia  merupakan unsur mulia dan anasir malaikat yang sumber aslnya adalah dari hadlirat Ilahi. Dari tempat itu dia datng dan kepadanya ia akan kembali.
Dari penjelasan diatas maka landasan pertama berjuan untuk mendekatkan dirinya kepa Allah adal mengenal “pasukan hati”, sebab arang yang tidak mengenal pasukannya, perjuangan tidak sah.
Hati diciptakan untuk amal akhirat, demi mencari kebahagiaannya. Kebahagiaannya adalah mengenal Tuhannya. Sedangkan mengenal Tuhannya dicapai melalui tindakan, sementara hati hanya termasuk kumpulan alamnya. Hati tidak dapat mencapai pengenalan terhadap keajaiban-keajaiban alam kecuali melalui indera. Indera sendiri bersumber dari hati dan raga merupakan kendaraannya. Lalu selanjutnya, hati melakukan pengenalan terhadap buruan dan perangkapnya. Adapun raga, ia hanya dapat berdiri dengan makanan, minuman, suhu, ia lemah, mudah terserang lapar dan haus, rentan terhadap bahaya air dan api. Ia juga rentan terhadap penyakit.
Kita juga perlu mengenal dua macam pasukan. Pertama pasukan lahir, yang berupa nafsu dan angkara murka, dimana tempatnya pada kedua tangan, kedua kaki, kedua mata, kedua telinga dan segenap anggota badan. Kedua pasukan batin, tempatnya dibenak, berupa kekuatan khayali /imajinasi, daya pikir, day ingat,daya hafal dan daya angan-angan.
Masing-masing kekuatan, dari kekuatan-kekuatan ini, mempunyai fungsi tertentu. Bila salah satu dari kekuatan-kekuatan itu lemah, maka lemah pula keadaan manusia di dunia maupun di akhirat. Kedua pasukan ini berada dalam hati. Ia menjadi komandan terhadap keduanya. Bila ia memerintahkan lisan untuk berzikir, maka lisan pun berzikir, bila ia memerintahkan tangan untuk memukul, tangan pun memukul. Demikian pula pada panca indera. Dengan demikian, manusia dapat menjaga dirinya sendiri agar dapat menyimpan perbekalan bagi kehidupannya di akhirat.
Dengan bergatinya tahun bukan berarti umur kita semakin bertambat, akan tetapi malah semekin mendekatkan kita dengan kematian, karena tidak ada satupun yang abadi sealai Sang Pencipta. Untuk itu kita sebagai manuasia yang telah di ciptakan oleh Allah , maka kita harus mendekat kan diri kepada Nya, yaitu dengan memperbanyak zikir, mengerjakan perintah Nya dan menjauhi laranganNya.