Jumat, 24 September 2010

Kronologi Revolusi 1989


Ambruknya Tembok Berlin, 9 November 1989, menjadi puncak dari berakhirnya Perang Dingin.
Namun sejumlah peristiwa yang tak kalah penting mendahului maupun menyusul, mulai dari kemenangan Solidaritas di Polandia hingga jatuhnya para penguasa komunis.

6 Februari: Solidaritas berunding 
Tanggal 6 Februari, pemerintahan Jenderal Wojciech Jaruzelski memulai perundingan dengan Serikat Buruh Solidaritas tentang perubahan politik dan ekonomi yang meluas.
Solidaritas sebelumnya merupakan serikat buruh yang dilarang oleh pemerintah.
Namun kombinasi dari aksi mogok, kenaikan harga-harga, dan langkanya kebutuhan sehari-hari membuat pemerintah tidak punya pilhan selain melibatkan Solidaritas untuk mengatasi masalah di dalam negeri.

2 Mei: Hungaria mencopot pagar 
Tentara Hungaria mulai mencopot pagar berduri di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga Austria. Pemerintah komunis di Jerman Timur, Rumania, dan Cekoslowakia marah. Mereka kuatir warga akanmenggunakan celah ini untuk menyeberang ke Barat, namun Moskow tidak melakukan apapun.
Antara awal Mei hingga akhir Juli, beberapa ratus warga Jerman Timur pura-pura berlibur ke Hungaria namun kemudian menyeberang ke Austria.

4 Juni: Solidaritas menang
Pemilihan umum Polandia menjadi terobosan bagi Solidaritas, yang memperjuangkan kebebasan politik yang lebih besar di bawah undang-undang darurat.Pemilihan umum digelar setelah perundingan intensif selama 4 bulan antara pemerintah dan Solidaritas. 
Tanggal 4 Juni 2009, pemilihan berlangsung untuk memperebutkan seluruh kursi Senat --yang baru dibentuk-- dan sepertiga kursi di majelis rendah, Sejm. Solidaritas meraih 99 dari 100 kursi Senat dan seluruh kursi di Sejm.

23 Agustus: Rantai manusia Baltik
Lebih dari 2 juta orang di negara-negara Baltik --Estonia, Lithuania, dan Latvia-- berpegangan tangan untuk membentuk rantai manusia sepanjang 400 mil sebagai protes atas pemerintahan Uni Soviet.

Tuntutan mereka --agar negara merdeka dipulihkan kembali-- disampaikan bersamaan dengan peringatan 50 tahun pakta non-agresi Soviet-Nazi, yang diam-diam mencakup penguasaan negara-negara Baltik oleh Uni Soviet.  
Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan 'Tentara pendudukan Soviet pulang!' maupun gambar lambang swastika Nazi berdampingan dengan palu arit Soviet.

10 September: Menyeberang ke Jerman Barat
Tanggal 10 September, Menteri Luar Negeri Hungaria, tampil di TV mengumumkan bahwa sejak tengah malam ribuan warga Jerman Timur yang berada di negara itu boleh menyeberang ke Barat. Di salah satu tempat penampungan sementara di ibukota Budapest, orang-orang bersorak sorai dan beberapa sampai menangis.
Sebagian langsung melintasi perbatasan ke Austria dengan menggunakan mobil dan sebagian lain menggunakan kereta api. Keputusan ini ditentang keras oleh Jerman Timur, dan untuk pertama kalinya konvensi di kalangan anggota Pakta Warsawa dilanggar --yaitu mencegah warga masing-masing negara melintas ke Barat.

2 Oktober: Gorbachev di Berlin Timur
Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev tiba di Berlin Timur untuk merayakan 40 tahun berdirinya negara Jerman Timur. Persitiwa ini menjadi momen yang penting dalam krisis di Eropa Timur.
Ribuan warga Jerman Timur sudah meninggalkan negara itu melewati perbatasan Hungaria dan Austria untuk mencapai Jerman Barat. Sebagian mengungsi di Kedutaan Besar Jerman Barat di Praha, Warsawa, dan Budapest. Di jalanan kota-kota besar Jerman Timur, marak unjuk rasa yang menuntut kebebasan dan hak yang lebih besar.

28 Oktober: Kerusuhan di Cekoslawakia
Para pendukung demokrasi menggelar unjuk rasa di Lapangan Wenceslas, Praha, untuk merayakan 71 tahun kemerdekaan Cekoslawakia. Mereka memekik "Kemerdekaan" dan Kami mau pemerintah lain." Unjuk rasa ini merupakan penentangan besar-besaran yang pertama sejak Januari karena unjuk rasa sekecil apapun langsung dibubarkan dan orang-orangnya ditangkapi.
Kali ini polisi anti huru hara juga berupaya membubarkan unjuk rasa: beberapa orang terluka dan dibawa ke rumah sakit. Namun unjuk rasa menjadi momentum penting dan sekitar sebulan kemudian berhasil menjatuhkan pemerintah Cekoslawakia.

9 November: Akhir Tembok Berlin
Tanggal 9 November, warga Jerman yang menonton TV menyaksikan konperensi pers dari pemerintah dan terkejut mendengar mereka kini bebas untuk pergi ke Jerman Barat.
Orang-orang yang langsung mencobanya malam itu diusir menjauh dari Tembok Berlin oleh pengawal perbatasan. Namun dalam beberapa jam, ribuan orang berkumpul di perbatasan dan suasana menjadi semacam pesta besar. Mereka menaiki tembok sambil bersorak sorai maupun memukuli dinding tembok dengan peralatan seadanya. Esoknya, buldoser Jerman Timur mulai merubuhkan Tembok Berlin --38 tahun sejak dibangun-- dan gelombang warga Jerman Timur memasuki Berlin Barat.

10 November: Bulgaria jatuh
Pemimpin Partai Komunis Bulgaria, Todor Zhivkov, mengundurkan diri setelah 34 tahun berkuasa. Ia merupakan pemimpin Eropa Timur yang paling lama memeluk kekuasaan.
Sepekan sebelumnya unjuk rasa marak, yang merupakan unjuk rasa pertama masa paska-perang di Bulgaria. Zhikov, yang berusia 77 tahun, sebenarnya tidak mengundurkan diri secara sukarela namun dijatuhkan oleh Komite Pusat Partai Komunis.

24 November : Revolusi Beledru
Penguasa komunis Cekoslawakia jatuh pada tanggal 24 November, seminggu setelah unjuk rasa yang dikenal sebagai Revolusi Beledru.
Begitu berita pengunduran diri seluruh anggota Politbiro sampai ke 200.000 pengunjuk rasa di Lapangan Wenceslas di pusat ibukota Praha, langsung digelar perayaan yang meriah. Tanggal 29 Desember, Vaclav Havel --yang pernah dipenjara karena membangkang pada masa pemerintahan komunis-- ditunjuk menjadi Presiden Cekoslawakia.

17 Desember: Letupan Rumania
Pasukan Rumania melepas tembakan ke arah pengunjuk rasa di kota Timisoara. Para pegunjuk rasa berkumpul mencegah penangkapan seorang pendeta. Pendeta Laszlo Tokes dari Gereja Reformasi --yang sudah lama memperjuangkan hak asasi bagi warga minoraitas Rumania-- rencananya akan diasingkan ke sebuah kampung terpencil.
Namun ratusan orang membuat lingkaran di sekeliling gerejanya dan upaya untuk membubarkan mereka malah mengundang lebih banyak orang yang datang. Unjuk rasa kemudian membesar dan sekitar 10.000 orang turun ke jalan merusak mobil maupun toko dan menurunkan gambar Presiden Nicolae Ceausescu.

25 Desember: Eksekusi Ceausescu
Natal 1989, Presiden Nicolae Ceausescu dan istrinya, Elena, dieksekusi setelah diadili selama 2 jam disebuah pangkalan militer. Sehari setelah perintah aparat keamanan untuk menembaki pengunjuk rasa di Timisoara,Ceausescu masih tetap yakin pada posisinya dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran.
Namun ketika kembali 20 Desember, dia menemukan Rumania sudah dalam keadaan kacau balau.Tank-tank berada di jalanan ibukota Bukares, perbatasan ditutup, dan dunia internasional mengutuk kekerasan berdarah di Timisoara.Keesokan harinya di alun-alun istana, dia berpidato di hadapan massa --yang sengaja dikerahkan-- dan mengutuk fasis dan pihak asing yang mengupayakan revolusi. Namun massa malah menyorakinya dan dia sempat terpana karena kaget dengan reaksi massa. Siaran TV yang meliput acara itu langsung dihentikan. Unjuk rasa terus berlangsung dan tentara, yang sebelumnya menembak warga sipil, mulai berpaling mendukung mereka.Ceausescu dan istrinya melarikan diri dari ibukota dengan helikopter namun ditangkap oleh tentara dan ditahan selama 3 hari sebelum diadili dan dieksekusi. Kerusuhanpun mereda di Rumania.
=====>>>>>

Perang melawan komunis sudah hampir berakhir di dunia, hanya tinggal satu atau dua negara lagi yang belum terselesaikan. Namun  negara-negara tersebut sedah mulai diberikan penekanan oleh negara-negara barat terutama United Stated untuk mempersempit pergerakannya, sehingga dengan keterpakasaan mereka harus tunduk kepada negara barat yang menganut paham liberalisme. Langkah yang dilakukan oleh pihak barat tersebut merupakan langkah yang sangat strategis untuk meruntuhkan pemahaman-pemahaman lain yang bertentangan  dengan pemahaman mereka.
            Negara barat sudah sangat mudah mengumpulkan masa untuk mengikuti pemahaman yang dibuatnya. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk meruntuhkan sebuah negara demi kepentingan keagamaan dengan membuat alasan-alasan kemanusian walaupun alasan-alasan tersebut tidak masuk akal, namun mereka tetap bersisih kukuh mempertahankan alasan tersebut seolah-olah mereka tidak bersalah.
Didunia hanya ada dua agama yang paling banyak penganutnya yaitu Islam dan Kristen, kedua agama tersebut murupakan agama yang turun dari langit (agama samawi) dan mempunyai pegangan yaitu Al-qur’an dan Injil, sedangkan agama-agama lain hanyalah sebahagiannya saja yang menganutnya. Penganut agama Islam tercatat dalam sejarah sudah pernah menguasai bumi, hanya sebagian kecilnya saja yang belum mecakupinya, sedangkan ummat Kristiani sampai sekarang belum ada catatan atau sejarah yang menyatakan mereka sudah pernah menguasai sebagian besar penduduk di bumi, namun itu bukan berarti sebuah kebanggan kita, akantetapi itu merupakan sebuah tanggung jawab yang sangat besar bikita untuk mempertahankannya, minimal untuk pribadinya saja, karena dunia ini belum kiamat. Karena faktor tersebut ummat kristem merasa iri terhadap apasaja telah dicapai oleh orang penganuat agama Islam, sehingga mereka merekrut dengan berbagai macam cara agar penganut-penganut agamalain yang selain Islam tunduk kepadanya.
            Kemenangan negara barat terutama dalam menghancurkan negara-negara komunis bukan berarti kemenagan bagi kitajugak, terutama negara-negara Islam. Namun itu merupakan kekalahan bagi kita karena sanggup untuk merekrut negara-negara lain yang belum menganut Islam, untuk tunduk kepada negara kita yang menganut agama islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar